Latihan Untuk Meningkatkan VO2 MAX
1. Endurance Training
Secara umum pengertian latihan andurance adalah aktivitas olahraga yang
berlangsung lama, dengan intensitas relatife rendah. latihan endurance
(endurance training) adalah olahraga atau latihan yang dilakukan dengan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada waktu melakukan
olahraga. Latihan aerobik ini merangsang kerja
jantung, pembuluh
darah dan paru. Latihan aerobik adalah latihan yang harus dilakukan
dengan kecepatan tertentu, dan dalam waktu tertentu. Kecepatan yang
pasti sangat bervariasi, tetapi intensitas harus cukup merangsang ambang
anaerobik agar terjadi adaptasi fisiologis . Latihan aerobik biasanya
berlangsung lama, sedangkan latihan yang berlangsung cepat biasanya
menggunakan system anaerobik.
a. Metode Latihan
untuk mengembangkan daya tahan aerobik dapat digunakan beberapa metode antara lain:
a.1. Continuous Training
adalah latihan yang dilakukan tanpa jeda istirahat, dilakukan secara
terus menerus tanpa berhenti. Waktu yang digunakan untuk latihan
kontinyu relative lama, antara 30- 60 menit. Latihan kontinyu
menggunakan intensitas 60-80% dari HR.Max. Latihan yang baik 3-5 hari
perminggunya. Ada bermacam-macam bentuk latihan kontinyu seperti:
jogging, jalan kaki, lari diatas treadmill, bersepeda statis, bersepeda,
atau berenang.
a.2. Interval training atau latihan berselang
adalah latihan yang bercirikan adanya interval kerja diselingi interval
istirahat (recovery). Bentuknya bisa interval running (lari interval)
atau interval swimming (berenang interval). Latihan interval biasanya
menngunakan intensitas tinggi, yaitu 80-90% dari Kemampuan makasimal.
Waktu (durasi) yang digunakan antara 2-5 menit. Lama istirahat antara
2-8 menit. Perbandingan latihan dengan istirahat adadah 1:1 atau 1:2.
Repetisi (ulangan) 3-12 kali
a.3. Sirkuit trainingdirancang
selain untuk mengembangkan kapasitas paru, juga untuk mengembangkan
kekuatan otot. Sirkuit training merupakan bentuk latihan yang terdiri
dari beberapa pos (station) latihan yang dilakukan secara berurutan dari
pos satu sampai pos terakhir. Jumlah pos antara 8-16.
D. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN
1. Intensitas latihan
Intensitas latihan merupakan komponen latihan yang sangat penting untuk
dikaitkan dengan komponen kualitas latihan yang dilakukan dalam kurun
waktu yang diberikan. Intensitas adalah fungsi kekuatan rangsangan
syaraf yang dilakukan dalam latihan, kuatnya rangsangan tergantung dari
beban kecepatan gerakan, variasi interval atau istirahat diantara
ulangan. Untuk mengembangkan daya tahan paru dan jantung intensitas
latihan sering
menggunakan denyut jantung . membuat zona latihan daya tahan paru jantung sebagai berikut:
http://i979.photobucket.com/albums/ae276/yuana_prananta/lat1_zps68952503.jpg
2. Frekuensi Latihan
Frekuensi menunjuk pada junlah latihan per minggunya. Secara umum,
frekuensi latihan lebih banyak, dengan program latihan lebih lama akan
mempunyai pengaruh lebih baik terhadap kebugaran paru jantung. frekuensi
latihan yang baik untuk menjaga kesehatan 3 kali perminggu dan 6-7 kali
perminggu untuk atlet endurance.Latihan dengan frekuaensi tinggi
membuat tubuh tidak cukup waktu untuk pemulihan. Kegagalan menyediakan
waktu pemulihan yang memadai akan dapat menimbulkan cedera. Tubuh
membutuhkan waktu untuk bereaksi terhadap rangsangan latihan, pada
umumnya membutuhkan waktu lebih dari 24 jam. Semakin bertambah usia
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan. Pada kenyataannya,
individu yang tidak terlatih membutuhkan waktu 48 jam untuk pemulihan
dan beradaptasi dengan rangsangan latihan
3. Durasi latihan (Time)
Durasi minimal yang harus dlakukan pada aktivitas aerobik adalah 15-20
menit . individu dengan tingkat kebugaran rendah tidak bereaksi
terhadap durasi latihan yang panjang, atau berintensitas tinggi.
Penelitian terbaru membuktikan bahwa untuk mendapatkan kebugaran yang
lebih besar, latihan lebih lama dari 35 menit, hal ini mungkin karena
proporsi metabolisme lemak terus naik pada 30 menit pertama latihan.
Karena itu untuk mendapatkan kebugaran, kontrol berat badan dan
keuntungan metabolisme lemak, dan untuk menurunkan lipid darah, perlu
menambah durasi latihan. tidak ada bukti yang meyakinkan untuk
merekomendasikan latihan melebihi 60 menit. Bagi atlet yang berlatih lebih 60
menit, bertujuan memantapkan stamina, bukan untuk mendapatkan
kesehatan. memerlukan durasi latihan antara 15-60 menit per sesi
latihan.
E. HUBUNGAN VO2MAX DENGAN HASIL AKHIR PERTANDINGAN
Hasil akhir pertandingan ditentukan banyak hal; faktor keberuntungan,
faktor taktis, faktor non tehnis, faktor kehebatan pemain dan tim dan
tentu saja faktor kebugaran tim baik secara individu maupun secara
keseluruhan tim.
Sering kita melihat pemain kita kedodoran di
menit 60 keatas. Hal ini terutama disebabkan karena saat pemain dibentuk
di masa mudanya intensitas latihan tidak bagus, intake gizi tidak
menunjang serta penjadwalan latihan teralu dekat (overtraining) atau
teralu jauh (undertraining)., Tulisan saya minnggu lalu mengulas tentang
permasalahan tersebut.
Kali ini saya ingin membahas hubungan antara tingkat kebugaran yang rendah dengan hasil akhir sebuah pertandingan.
Apa sebenarnya Vo2Max itu? Menurut Wikipedia Vo2Max adalah kemampuan
maksimal tubuh seseorang untuk menyalkurkan dan menggunakan oksigen saat
melakukan olahraga berat. Intinya, semakin besar kemampuan seseorang
menyerap oksigen semakin bagus pula kondisi fisiknya (terutama dalam hal
endurance/daya tahan). Seorang pemain bola MUTLAK HARUS memiliki VO2Max
tinggi karena permainan sepak bola berlangsung 90 menit dan sangat
menguras tenaga.
Nah, masalahnya, standard pemain kita
rata-rata jauh dibawah standard dunia internasional. Di halaman 153 di
kurikulum sepakbola INA yang bisa diunduh gratis di berbagai website
tercantum standard VO2Max dunia internasional sebagai berikut:
Penjaga Gawang: 51
Bek sayap: 62
Bek tengah (CB): 56
Gelandang: 62
Striker: 60
Perbedaan standard VO2Max berdasarkan posisi memang lumrah karena ada
posisi yang menuntut kinerja yang lebih keras dibandingkan posisi
lainnya. Seorang gelandang bertahan paling sering adalah pemain yang
memiliki VO2Max tertinggi dalam sebuah tim. Kagawa, contohnya, yang
musim lalu bermain untuk BVB Dortmund, adalah pemain berposisi gelandang
bertahan yang juga memiliki tingkat kebugaran/ VO2Max tertinggi di
Bundesliga musim lalu.
Lalu apa hubungannya VO2Max dengan hasil
akhir pertandingan? Logis saja: kalau pemain memiliki angka VO2Max yang
memadai dia akan mampu untuk berlari lebih jauh serta melakukan sprint
lebih sering dalam sebuah pertandingan. Alhasil apa yang terjadi?
TINGKAT KETERLIBATAN seorang pemain dalam sebuah pertandingan akan
meningkat. Bayangkan kalau SEMUA pemain bugar sehingga lebih jauh
berlari, lebih sering melakukan sprint dan pada akhirnya lebih terlibat
dalam pertandingan, apa yang akan terjadi? Gol bisa dicetak. Gol balasan
bisa terhindarkan. Pertahanan lebih ketat dan serangan berlangsung
lebih acak.
Dengan kata lain, besar kemungkinan, HASIL AKHIR akan berubah!
Harapan saya anda bekerja keras meningkatkan level VO2Max anda. Sebagai motivasi gunakan statistik berikut ini:
„Untuk setiap 10 persen peningkatan VO2Max anda akan bisa berlari 20%
lebih jauh dari sebelumnya, melakukan sprint 2x lebih sering dari
sebelumnya dan akan terlibat hampir 25% lebih banyak dalam sebuah
pertandingan“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar